Manila - Presiden terpilih Filipina, Rodrigo Duterte, melontarkan serangkaian serangan verbal terhadap Gereja Katolik Filipina. Tidak hanya menyebut uskup lokal sebagai 'anak pelacur'.
Seperti dilansir AFP, Selasa (24/5/2016), Duterte memperingatkan Gereja Katolik, yang selama ini tradisinya banyak mempengaruhi politik Filipina, bahwa kemenangannya dalam pemilu menunjukkan dirinya lebih berpengaruh dari pemimpin gereja.
"Jangan bermain-main dengan saya," ucap Duterte yang ditujukan bagi tokoh senior gereja katolik Filipina yang mengkritiknya, saat berbicara kepada wartawan di kampung halamannya, Davao, pada Senin (23/5) malam.
Sesaat sebelum pemilu Filipina digelar pada 9 Mei lalu, Konferensi Uskup Katolik Filipina merilis surat yang menyarankan warga Filipina untuk tidak memilih kandidat yang moralnya tercela. Surat itu tidak menyebut langsung nama Duterte, namun secara luas diasumsikan tertuju untuk Duterte.
Pekan ini, Duterte menyebut dirinya sebagai target dari surat tersebut.
"Saatnya untuk memperjelas semuanya di antara kita. Anda telah menghukum saya, mengkritik saya," sebutnya dalam konferensi pers pada Minggu (22/5), yang merupakan serangan pertama untuk pemimpin Gereja Katolik Filipina.
Duterte menyebut para uskup Filipina sebagai 'anak pelacur' dan menuding mereka munafik serta korup, juga bersumpah akan membongkar 'dosa-dosa' mereka. Duterte menuding para uskup meminta uang dari pemerintah dan menyebutnya sebagai bentuk lain dari praktik korupsi.
"Anda semua, anak pelacur, tidakkah Anda merasa malu? Anda meminta banyak, bahkan dari saya. Anda tahu institusi mana yang paling munafik? Gereja Katolik (Filipina)," sebut Duterte merujuk pada uskup-uskup Katolik Filipina dalam pernyataan yang disiarkan media lokal, ABS-CBN.
Tidak hanya itu, Duterte juga menyalahkan gereja atas pertumbuhan pesat populasi Filipina, yang sekitar 80 persen penduduknya menganut Katolik. Selama ini, Gereja Katolik Filipina menentang program pemerintah soal penggunaan alat kontrasepsi dan menganjurkan program keluarga berencana.
Tahun 2012 ketika undang-undang yang mengatur program kontrasepsi pemerintah diloloskan parlemen, Gereja Katolik malah melobi sejumlah politikus berpengaruh untuk memotong pendanaan program itu. Duterte bersumpah akan mengembangkan program pemerintah setelah dilantik 30 Juni mendatang. Bahkan dia menginginkan keluarga Filipina masing-masing memiliki maksimum tiga anak. Duterte sendiri memiliki empat anak dari dua istri yang berbeda.
Duterte tumbuh besar dalam keluarga penganut Katolik. Pada Januari lalu saat masih menjabat Wali Kota Davao, Duterte yang dikenal keras ini mengaku sudah lama tidak ikut misa di gereja. Dia beralasan ajaran gereja Katolik tidak sejalan dengan tugasnya sebagai Wali Kota Davao. Namun Duterte membantah dirinya meninggalkan Tuhan, melainkan hanya 'mengorbankan' agamanya untuk sementara.
"Jika saya mematuhi 10 perintah Tuhan atau mendengarkan khotbah pastur, saya tidak akan mampu melakukan apa-apa sebagai Wali Kota," ucapnya saat itu seperti dilansir CNN Filipina.
0 Response to "Presiden terpilih Filipina Caci-maki Gereja Katolik dengan Kata Senonoh"
Posting Komentar