MU punya Suporter Paling Beringas Sedaratan Inggris



Manchester United ternyata merupakan klub dengan suporter yang paling sering berurusan dengan aparat hukum di stasiun-stasiun Inggris dibandingkan dengan klub Liga Primer Inggris lainnya.

Berdasarkan laporan yang dikeluarkan Kepolisian Transportasi Inggris, suporter Setan Merah telah terlibat dalam 36 insiden di area stasiun selama dua musim terakhir.

Seperti dilansir Telegraph, di peringkat kedua adalah suporter klub rival sekota mereka, Manchester City. Pendukung ManCity tercatat terlibat dalam 30 insiden. Adapun peringkat ketiga adalah suporter Sunderland dengan 28 insiden.

Namun catatan buruk pendukung Man Utd tersebut ternyata masih jauh jika dibandingkan dengan klub divisi Championship (kasta kedua Liga Inggris), Leeds United. Itu adalah jumlah insiden terbanyak di area kereta api yang dilakukan klub Inggris dari seluruh kompetisi.

Kepolisian Inggris mencatat hooligan Leeds tercatat terlibat dalam 77 insiden di area stasiun. Setelah Leeds ada Birmingham (40), ManUtd (36), dan Nottingham Forest (35).

Sejauh ini kasus terburuk yang pernah terjadi di area stasiun hanya mengakibatkan empat korban cedera, dan empat kasus yang membahayakan nyawa.

Berikut adalah 10 klub Liga Primer yang paling sering terlibat insiden di stasiun kereta Inggris:

1. Manchester United - 36 insiden
2. Manchester City - 30 insiden
3. Sunderland - 28
4. Newcastle United - 27
5. Aston Villa - 24
6. Chelsea - 24
7. Stoke City - 21
8. Everton - 19
9. Arsenal - 18
10.Tottenham - 18

Hooligan

Suporter garis keras klub-klub Inggris yang kerap melakukan kerusuhan dikenal dengan istilah 'hooligan'.

Mengacu pada kamus Oxford istilah 'hooligan' awalnya merupakan karakter fiksi keluarga yang gaduh asal Irlandia. Istilah hooligan untuk merujuk pada suporter sepak bola mulai muncul pada pertengahan 1960an. Seperti dilansir situs Politics.co.uk, istilah hooligan yang merujuk pada suporter garis keras di Inggris semakin populer pada dekade 1980an.

Pada dasarnya kata Hooligan itu dalam bahasa Inggris merujuk kepada anak muda atau sekelompok anak muda pembuat masalah dengan kekerasan.POlisi

Para sosiolog di Eropa telah memahami bahwa para suporter garis keras atau hooligan memiliki karakteristik yang sama yakni minat, keyakinan, dan pola kekerasan.

Di Inggris semua itu muncul dari kalangan kelas pekerja yang berkembang dari periode 1960-1980an. Sebelum tragedi Heysel (1985)--yang kemudian disentak kembali oleh tragedi Hillsborough (1989), para Hooligan Inggris kerap melakukan kerusuhan di dalam stadion.

Namun setelah dua tragedi memilukan itu, tren kekacauan yang ditimbulkan Hooligan pindah ke luar stadion. Dalam tragedi Heysel saat final Liga Champions antara Juventus dan Liverpool, 39 orang tewas. Hal itu membuat klub-klub Inggris dilarang tampil dalam kompetisi Eropa hingga 1990.

Walaupun begitu, pada awal Maret lalu, sepak bola Inggris kembali disentak aksi kericuhan di dalam stadion saat laga Piala FA antara Aston Villa dan West Bromwich Albion. Gambaran aksi suporter ini seolah mengingatkan publik sepak bola inggris pada era 1980-an ketika Liga Inggris belum seteratur sekarang.

Michel Platini, 59, yang kembali terpilih untuk jabatan Presiden UEFA menyatakan ia khawatir dengan tren peningkatan hooliganisme dalam sepak bola. Mantan playmaker timnas Perancis dan Juventus itu memang saksi mata di Heysel kala terjadi kerusuhan mematikan tersebut.

"Beberapa dari kita mengalami masa lalu secara langsung. Dalam kasus saya itu terjadi tepat 30 tahun lalu," kata Platini seperti dikutip BBC pada 24 Maret lalu, "Tak seorang pun ingin mengulang peristiwa tersebut."

CNN

Related Posts:

0 Response to "MU punya Suporter Paling Beringas Sedaratan Inggris"

Posting Komentar