Crimea Ogah Balikan dengan Ukraina


Pemerintah Crimea menyatakan, mereka enggan kembali lagi bergabung dengan Ukraina, dan tetap ingin terus bersama dengan Federasi Rusia. Crimea lepas dari Ukraina sejak pertengahan 2014 lalu melalui sebuah referendum, dimana lebih dari 80 persen penduduk Crimea memilih untuk lepas dari Kiev.

Perdana Menteri Krimea, Sergey Aksyonov, kembali menegaskan bahwa bergabungnya Crimea dengan Rusia bukanlah sebuah paksaan, melainkan sebuah tindakan yang berdasarkan demokrasi. Jadi, dirinya tidak setuju dengan pernyataan Barat yang menyebut Rusia telah mencaplok Crimea dari Ukraina.

“(Bergabungnya Crimea ke Rusia) adalah sebuah pilihan dari rakyat Crimea. Tidak ada yang dapat terjadi tanpa dukungan dari penduduk lokal. Oleh karena itu, hal ini bukanlah sebuah agresi, melainkan sebuah tindakan demokrasi yang nyata,” ucap Aksyonov, seperti dilansir BBC pada Selasa (17/3/2015).

“Hal ini (tuduhan Barat terhadap Rusia) adalah kesalahan dan kesalah pahaman dari para pemimpin barat. Orang-orang disesatkan oleh media dan tidak dapat menggambarkan dengan benar apa yang sebenarnya terjadi di Crimea tahun lalu," imbuhnya.

Terkait adanya laporan yang menyebut Rusia sejatinya telah merencanakan untuk mencaplok Crimea dari Ukarina, Aksyonov menyatakan, bila itu memang terjadi, dirinya justru merasa senang. Menurutnya, bila memang rencana itu benar adanya, Presiden Rusia Vladimir Putin telah membuat sebuah kebijakan yang tepat.

"Putin dihadapkan pada dua pilihan, yaitu menyelamatkan rakyat Crimea atau menyerahkan mereka kepada nasionalis Ukraina, dan Putin mengambil keputusan yang tepat," tambahnya.

BBC

Related Posts:

0 Response to "Crimea Ogah Balikan dengan Ukraina"

Posting Komentar